Cara Kerja Riba: Memahami Praktik Pengenaan Bunga pada Pinjaman dan Pembiayaan yang Anda Harus Ketahui

Huda Nuri

Cara Kerja Riba: Memahami Praktik Pengenaan Bunga pada Pinjaman dan Pembiayaan yang Anda Harus Ketahui
Cara Kerja Riba: Memahami Praktik Pengenaan Bunga pada Pinjaman dan Pembiayaan yang Anda Harus Ketahui

Bagaimana Cara Kerja Riba? Kami bagikan Penjelasan Lengkapnya untuk Anda!

Riba atau bunga dikenal sebagai praktik yang umum di sistem keuangan konvensional. Bunga dikenakan pada pembiayaan maupun pinjaman tunai dengan syarat harus dikembalikan lebih besar dari jumlah pinjaman, menurut perjanjian. Namun, tahukah Anda bagaimana cara kerja riba sebenarnya?

Pengertian Riba

Sebelum membahas lebih jauh, mari kita lihat terlebih dahulu pengertian riba. Riba merupakan konsep yang berarti keuntungan atau kelebihan atas dana yang dipinjamkan atau dipinjam. Dalam prakteknya, hasil bunga ini dikenakan pada pembiayaan dan pinjaman tunai yang diberikan oleh institusi keuangan atau perbankan.

Jumlah bunga yang harus dibayarkan biasanya dihitung berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman atau pembiayaan. Nilai tersebut bisa bervariasi tergantung pada jenis pinjaman atau pembiayaan. Riba pada hakikatnya adalah biaya tambahan yang harus dibayarkan oleh peminjam ataupun penerima pembiayaan.

Cara Kerja Riba

Bagaimana cara kerja riba dalam praktiknya? Ketika seseorang ingin meminjam uang atau memperoleh pembiayaan, maka ia harus menandatangani sebuah perjanjian yang menentukan jumlah pinjaman, jangka waktu, dan bunga yang harus dibayar.

Ini berarti jumlah yang harus dibayarkan oleh peminjam atau penerima pembiayaan di masa mendatang adalah lebih besar daripada jumlah pinjaman atau pembiayaan itu sendiri. Contoh, jika seseorang meminjam uang sebesar Rp. 10 juta dengan bunga 10%, maka jumlah yang harus dibayarkan ke bank pada akhirnya adalah sebesar Rp. 11 juta.

BACA JUGA:   Menjelaskan Apa Itu Riba Fadhl dan Contohnya dalam Transaksi Sehari-hari

Contoh Cara Kerja Riba pada Produk Keuangan

Cara kerja riba ini umumnya terdapat pada beberapa produk keuangan di antaranya adalah:

1. Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Pada KPR, peminjam harus membayar bunga setiap bulannya selama masa kredit. Bunga ini biasanya dihitung berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman. Jika peminjam tidak membayar bunga secara tepat waktu, maka ia akan dikenakan denda.

2. Kartu Kredit

Pada kartu kredit, bunga biasanya dikenakan jika pemegang kartu gagal membayar tagihan tepat waktu. Besar bunga ini umumnya sangat tinggi dan dibayar secara bulanan.

3. Pinjaman Tunai

Pada pinjaman tunai, peminjam harus membayar bunga sebelum jatuh tempo. Jika peminjam tidak dapat membayar bunga tepat waktu, maka ia akan dikenakan denda.

Pada dasarnya, riba pada produk keuangan berfungsi sebagai sumber keuntungan bagi pemberi pinjaman atau penerima pembiayaan. Karena itu, semakin tinggi bunga yang diberikan, maka semakin besar keuntungan yang bisa didapatkan.

Dampak Riba terhadap Perekonomian

Riba memang dapat memberikan keuntungan bagi pemberi pinjaman atau penerima pembiayaan. Namun, riba juga memiliki dampak negatif terhadap perekonomian. Beberapa dampak negatif dari riba antara lain sebagai berikut:

1. Memperburuk Kesenjangan Ekonomi

Sistem riba dapat memperburuk kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin. Hal ini disebabkan karena masyarakat miskin kurang memiliki kesempatan untuk memperoleh pinjaman atau pembiayaan dengan bunga yang lebih rendah.

2. Memperburuk Krisis Ekonomi

Riba juga dapat memperparah krisis ekonomi. Hal ini bisa terjadi karena besarnya bunga yang harus dibayarkan oleh masyarakat akan mengurangi daya beli mereka. Sehingga, permintaan akan barang dan jasa akan menurun dan menyebabkan perekonomian melambat.

3. Menimbulkan Ketergantungan

Pada sistem keuangan yang mengandalkan riba, masyarakat menjadi lebih tergantung pada pinjaman atau pembiayaan. Hal ini dapat memperburuk keadaan ekonomi jika pemberi pinjaman gagal memenuhi kewajiban pembayaran bunga dan harus mengambil tindakan yang merugikan peminjam atau penerima pembiayaan.

BACA JUGA:   Mengenal Hukum Memakai Uang Riba dan Mengapa Praktik Pembungaan Uang Haram Dilakukan oleh Siapa Saja dan Lembaga Keuangan Apapun

Penutup

Itulah penjelasan mengenai bagaimana cara kerja riba serta dampaknya terhadap perekonomian. Meskipun riba memiliki keuntungan bagi pemberi pinjaman atau penerima pembiayaan, namun dampak negatifnya tidak boleh diabaikan begitu saja. Untuk itu, perlu adanya pemahaman yang lebih baik bagi masyarakat mengenai riba dan alternatif pembiayaan lainnya yang tidak mengandalkan sistem riba seperti riba tuntas atau syariah. Semoga artikel ini bermanfaat!

Also Read

Bagikan:

Tags