Contoh Surat Penagihan Hutang Perusahaan

Huda Nuri

Contoh Surat Penagihan Hutang Perusahaan
Contoh Surat Penagihan Hutang Perusahaan

Hutang merupakan hal yang umum terjadi dalam sebuah perusahaan. Bagi perusahaan, memiliki hutang bisa menjadi masalah jika tidak dikelola dengan baik. Salah satu cara untuk mengelola hutang adalah dengan mengirimkan surat penagihan kepada pihak yang masih memiliki kewajiban membayar. Surat penagihan hutang perusahaan harus disusun dengan baik dan profesional agar pesan yang disampaikan jelas dan tegas. Berikut ini adalah contoh surat penagihan hutang perusahaan yang dapat dijadikan referensi:


1. Surat Penagihan Hutang Pertama

[Perusahaan XYZ]
[Jalan Jendral Sudirman No. 123]
[Jakarta]
[Telp. (021) 123456789]

[No. Surat: SPH/001]
[Tanggal: 15 Februari 2022]

Kepada Yth.
[Bapak/Ibu Penerima Hutang]
[Perusahaan ABC]
[Jalan Thamrin No. 456]
[Jakarta]

Perihal: Surat Penagihan Hutang Pertama

Dengan hormat,

Kami dari PT XYZ ingin mengingatkan bahwa sampai dengan saat ini masih terdapat hutang yang belum diselesaikan oleh pihak Bapak/Ibu sebesar Rp 10.000.000,-. Kami berharap agar segera melakukan pembayaran sesuai dengan kesepakatan yang sudah disepakati sebelumnya.

Kami telah menunggu pembayaran ini dengan sabar, namun kami mengharapkan agar ada tanggapan dan tindakan yang nyata dalam waktu 7 hari setelah menerima surat ini. Jika dalam waktu tersebut pembayaran belum juga terlunasi, kami akan mengambil langkah-langkah lebih lanjut sesuai ketentuan yang berlaku.

Demikian surat penagihan ini kami sampaikan. Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya.

Hormat kami,

[Direktur PT XYZ]
[Nama: John Doe]

2. Surat Penagihan Hutang Kedua

[Perusahaan XYZ]
[Jalan Jendral Sudirman No. 123]
[Jakarta]
[Telp. (021) 123456789]

[No. Surat: SPH/002]
[Tanggal: 25 Februari 2022]

Kepada Yth.
[Bapak/Ibu Penerima Hutang]
[Perusahaan ABC]
[Jalan Thamrin No. 456]
[Jakarta]

Perihal: Surat Penagihan Hutang Kedua

Dengan hormat,

Kami ingin mengingatkan sekali lagi bahwa hutang yang masih belum terbayar oleh pihak Bapak/Ibu sebesar Rp 10.000.000,-. Kami berharap agar segera melakukan pembayaran dalam waktu segera agar tidak menimbulkan masalah yang lebih besar.

Kami mengerti bahwa setiap perusahaan memiliki keterbatasan, namun kami juga harus menjaga kestabilan keuangan perusahaan kami. Oleh karena itu, kami memohon agar pembayaran dapat dilunasi dalam waktu 5 hari kerja.

Apabila dalam batas waktu tersebut pembayaran masih belum kami terima, kami akan terpaksa mengambil langkah-langkah hukum yang kami miliki. Kami berharap hal ini tidak terjadi dan kerjasama yang baik dapat terjalin antara kedua belah pihak.

Demikian surat penagihan ini kami sampaikan. Terima kasih atas perhatian dan segera melakukan tindakan yang diperlukan.

Hormat kami,

[Direktur PT XYZ]
[John Doe]

3. Surat Penagihan Hutang Terakhir

[Perusahaan XYZ]
[Jalan Jendral Sudirman No. 123]
[Jakarta]
[Telp. (021) 123456789]

[No. Surat: SPH/003]
[Tanggal: 5 Maret 2022]

Kepada Yth.
[Bapak/Ibu Penerima Hutang]
[Perusahaan ABC]
[Jalan Thamrin No. 456]
[Jakarta]

Perihal: Surat Penagihan Hutang Terakhir

Dengan hormat,

Kami menyampaikan surat penagihan ini sebagai tindakan terakhir sebelum kami mengambil langkah hukum yang lebih lanjut terkait dengan pembayaran hutang yang belum diselesaikan oleh pihak Bapak/Ibu kepada PT XYZ.

Hutang sebesar Rp 10.000.000,- ini sudah melewati batas waktu yang kami tentukan sebelumnya tanpa adanya tanggapan atau tindakan yang nyata dari pihak Bapak/Ibu. Oleh karena itu, kami menegaskan bahwa apabila dalam waktu 3 hari kerja tidak ada upaya pembayaran yang dilakukan, kami akan segera menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan masalah ini.

Kami sangat berharap agar hal ini dapat diselesaikan dengan baik dan tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi kedua belah pihak. Terima kasih atas pengertian dan kerjasamanya.

Hormat kami,

[Direktur PT XYZ]
[John Doe]

Dalam menyusun surat penagihan hutang, penting untuk selalu menjaga sopan santun dan profesionalisme. Selain itu, tetapkan batas waktu yang realistis dan sampaikan dengan jelas konsekuensi yang akan diambil apabila pembayaran tidak dilakukan sesuai dengan kesepakatan. Dengan begitu, diharapkan surat penagihan dapat mempercepat proses penyelesaian hutang tanpa harus melibatkan pihak lain.

BACA JUGA:   Undang Undang Hutang Piutang Rentenir

Also Read

Bagikan: