Hutang merupakan sesuatu yang umum terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Baik itu hutang kepada teman, keluarga, maupun lembaga keuangan. Namun, tidak jarang juga terjadi situasi di mana seseorang justru marah saat ditagih hutang. Fenomena tersebut bisa menjadi sesuatu yang menarik untuk dipelajari lebih dalam. Berikut akan dijelaskan beberapa alasan mengapa orang bisa marah saat ditagih hutang.

1. Masalah Ego dan Rasa Malu
Salah satu alasan utama mengapa seseorang bisa marah saat ditagih hutang adalah masalah ego dan rasa malu. Menurut psikolog Karen Pine, PhD, "Rasa malu adalah perasaan yang timbul ketika orang merasa terhina atau merendahkan diri sendiri." Ketika seseorang tidak mampu membayar hutang yang dimilikinya dan ditagih oleh pihak lain, hal itu bisa membuat mereka merasa malu dan merasa bahwa ego mereka terganggu. Sehingga, reaksi marah seringkali muncul sebagai bentuk "bela diri" untuk melindungi diri mereka dari perasaan malu tersebut.
Menurut artikel yang dipublikasikan di Psychology Today, "Saat seseorang merasa malu, rasa marah bisa menjadi respons pertahanan diri terhadap perasaan tersebut." Sehingga, marah saat ditagih hutang bisa menjadi bentuk penolakan untuk menerima kenyataan bahwa mereka tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan mereka.
2. Tidak Mampu Mengendalikan Emosi
Emosi memainkan peran penting dalam reaksi seseorang terhadap situasi tertentu. Ketika seseorang tidak mampu mengendalikan emosinya, maka reaksi marah bisa menjadi hasilnya. Menurut John M. Grohol, Psy.D., seorang psikolog terkemuka, "Emosi kuat seperti marah justru bisa membuat seseorang menjadi kurang rasional dan sulit untuk berpikir secara logis."
Ketika seseorang merasa terdesak dan tertekan oleh tagihan hutang yang harus mereka bayar, emosi negatif seperti marah bisa dengan mudah muncul. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh stres finansial yang dirasakan oleh banyak orang di zaman ekonomi yang tidak stabil seperti sekarang ini.
3. Masalah Komunikasi
Masalah komunikasi juga bisa menjadi faktor pemicu seseorang marah saat ditagih hutang. Saat seseorang ditagih hutang, cara dan tone yang digunakan oleh pihak yang menagih juga dapat mempengaruhi reaksi orang tersebut. Jika pihak yang menagih hutang menggunakan bahasa atau sikap yang keras dan menghakimi, hal tersebut bisa membuat penerima tagihan merasa terancam dan merasa perlu untuk membela diri dengan marah.
Menurut artikel yang dipublikasikan di The New York Times, "Komunikasi yang buruk dalam situasi penagihan hutang dapat memperburuk masalah dan memicu reaksi emosional yang negative." Oleh karena itu, penting bagi pihak yang menagih hutang untuk tetap tenang dan mengkomunikasikan pesan dengan jelas dan sopan agar tidak memicu reaksi emosional negatif.
4. Sifat Defensif
Ada beberapa orang yang memiliki sifat defensif yang kuat ketika dihadapkan pada masalah keuangan, termasuk tagihan hutang. Sifat defensif ini dapat membuat mereka sulit untuk menerima kritik atau teguran terkait dengan kewajiban keuangan mereka. Menurut Psyche, "Sifat defensif bisa membuat seseorang menolak untuk menerima tanggung jawab dan mencari kambing hitam."
Ketika seseorang yang memiliki sifat defensif ditagih hutang, mereka cenderung merasa diserang dan langsung membangun tembok pertahanan melalui reaksi marah. Hal ini dapat menjadi hambatan dalam proses penyelesaian hutang karena membuat komunikasi menjadi sulit dan terkesan saling menyalahkan.
5. Ketidakmampuan Mengelola Keuangan
Faktor lain yang dapat menyebabkan seseorang marah saat ditagih hutang adalah ketidakmampuan mereka dalam mengelola keuangan. Menurut Kiplinger, "Stres finansial yang ditimbulkan oleh kesulitan dalam mengelola keuangan dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental seseorang."
Seseorang yang tidak mampu mengelola keuangan dengan baik dan terus menerus ditagih hutang, bisa merasa terjebak dalam lingkaran masalah keuangan yang membuat mereka frustasi dan marah. Hal ini juga dapat memicu konflik internal yang menyebabkan mereka sulit untuk menerima kenyataan dan merespon tagihan hutang dengan pikiran yang tenang.
6. Kesulitan dalam Menerima Kritik
Terakhir, alasan mengapa seseorang bisa marah saat ditagih hutang adalah karena kesulitan mereka dalam menerima kritik. Ditagih hutang bisa dianggap sebagai kritik terhadap kemampuan atau keberhasilan seseorang dalam mengelola keuangan mereka. Menurut Harvard Business Review, "Tanggapan terhadap kritik dapat memengaruhi perkembangan diri seseorang, baik dalam hal profesional maupun pribadi."
Jika seseorang tidak biasa menerima kritik dengan baik, maka saat ditagih hutang pun mereka cenderung merasa tersinggung dan marah. Hal ini dapat menjadi hambatan dalam proses pembayaran hutang karena membuat komunikasi antara pemberi tagihan dan peminjam menjadi tertutup dan tidak produktif.
Dari beberapa alasan di atas, dapat disimpulkan bahwa reaksi marah saat ditagih hutang bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor mulai dari masalah ego dan rasa malu, ketidakmampuan mengendalikan emosi, masalah komunikasi, sifat defensif, ketidakmampuan mengelola keuangan, dan kesulitan menerima kritik. Penting bagi semua pihak yang terlibat dalam situasi penagihan hutang untuk memahami bahwa keadaan finansial seseorang bisa melibatkan perasaan yang sensitif dan perlu ditangani dengan bijaksana serta empati.
https://www.youtube.com/watch?v=

https://www.youtube.com/watch?v=
https://www.youtube.com/watch?v=
https://www.youtube.com/watch?v=
https://www.youtube.com/watch?v=
https://www.youtube.com/watch?v=