Hadits merupakan sumber ajaran dan petunjuk bagi umat Islam, yang berisi ajaran dan perkataan Nabi Muhammad SAW yang menjadi pedoman hidup umat Islam. Salah satu topik penting yang sering dibahas dalam hadits adalah tentang derajat manusia di mata Allah. Mengetahui derajat manusia di mata Allah sangatlah penting, karena dapat memotivasi umat Islam untuk selalu berbuat kebaikan dan menjauhi perbuatan dosa. Dalam artikel ini, kita akan mencoba menilik beberapa hadits terkait derajat manusia di mata Allah.

Derajat Manusia di Mata Allah dalam Al-Quran
Sebelum membahas hadits-hadits terkait derajat manusia di mata Allah, ada baiknya kita melihat terlebih dahulu apa yang Allah sampaikan dalam Al-Quran terkait hal ini. Dalam Al-Quran, Allah menyebutkan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia di antara seluruh makhluk ciptaan-Nya. Firman Allah SWT yang terdapat dalam Surah At-Tin ayat 4-5 menyatakan:
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya."
Dari ayat ini, dapat dipahami bahwa manusia adalah ciptaan Allah yang amat mulia dan istimewa. Dengan pemberian akal, perasaan, dan kekuatan, manusia memiliki potensi untuk berbuat kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah.
Derajat Manusia di Mata Allah dalam Hadits Nabi
Selain Al-Quran, hadits Nabi Muhammad SAW juga banyak membahas tentang derajat manusia di mata Allah. Hadits-hadits tersebut memberikan gambaran tentang pentingnya kedudukan manusia di sisi Allah, serta bagaimana cara meningkatkan derajat tersebut. Berikut adalah beberapa hadits terkait:
1. Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim
Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Allฤh berfirman, ‘Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menciptakan-Ku sendiri yang Aku ciptakan, maka ia masih merasa malu kepada-Ku dan tidak mau mengeluhkan kebutuhannya kepada-Ku?"
Hadits ini menekankan pentingnya manusia untuk senantiasa mengakui ketergantungan dan keterbatasan dirinya di hadapan Allah. Manusia seharusnya merasa malu jika tidak mau meminta pertolongan dan petunjuk kepada sang Pencipta.
2. Hadits Riwayat Abu Dawud
Dari Abdullah bin Masโud RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Allah memperhatikan ketakwaanmu. Janganlah kalian mengukur ibadah kalian itu dari segi banyak atau sedikitnya, tetapi perhatikanlah apakah benda itu diterima ataukah tidak."
Hadits ini menegaskan bahwa yang menjadi ukuran di sisi Allah bukanlah seberapa banyak ibadah yang dilakukan, melainkan seberapa tulus dan ikhlasnya ibadah tersebut. Kualitas dan ketulusan ibadahlah yang akan diperhatikan oleh Allah.
3. Hadits Riwayat Tirmidzi
Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Allah berfirman, ‘Aku sesuai dengan sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku, dan Aku bersamanya jika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku di dalam dirinya, Aku akan mengingatnya di dalam diri-Ku, dan jika ia mengingat-Ku di suatu masyarakat, Aku akan mengingatnya di masya-rakat yang lebih mulia. Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekatinya sedepa-lah; dan jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekatinya sehasta. Jika ia mendatangi-Ku dengan langkah kaki, Aku mendatanginya dengan cepat."
Hadits ini menggambarkan betapa besar kebaikan dan kemurahan Allah kepada hamba-Nya yang senantiasa mengingat-Nya. Ketika manusia mendekat kepada Allah, Allah pun akan mendekatinya dengan penuh kasih sayang dan rahmat.
4. Hadits Riwayat Muslim
Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah sangat gembira dengan taubat hamba-Nya, sama gembiranya ketika salah satu di antara kalian menemukan seekor unta yang hilang di padang pasir."
Hadits ini menekankan pentingnya taubat dan kesungguhan manusia dalam memperbaiki diri. Ketika seseorang bertaubat dan kembali kepada jalan yang benar, Allah akan sangat gembira seperti seorang pemilik unta yang menemukan hewan ternaknya yang hilang.
5. Hadits Riwayat Tirmidzi
Dari Abu Dzar RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Orang yang paling disukai oleh Allah adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia."
Hadits ini menekankan pentingnya untuk senantiasa memberikan manfaat bagi sesama. Allah sangat menyukai hamba-Nya yang peduli dan membantu sesama manusia. Dengan berbuat baik kepada sesama, seseorang dapat meningkatkan derajatnya di sisi Allah.
6. Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim
Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Yang terbaik di antara mu’min adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain."
Hadits ini menegaskan bahwa menjadi seorang yang bermanfaat dan membawa kebaikan bagi orang lain adalah salah satu bentuk iman yang baik. Seorang mu’min yang dapat memberikan manfaat kepada sesama akan mendapatkan keberkahan dan keridhaan dari Allah.
Penutup
Dari deretan hadits di atas, terlihat jelas betapa pentingnya derajat manusia di mata Allah. Manusia adalah ciptaan Allah yang istimewa, yang diberikan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada-Nya melalui ketaatan dan kebaikan. Dengan melakukan amal ibadah yang ikhlas dan bermanfaat bagi sesama, manusia dapat meningkatkan derajatnya di sisi Allah. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa memperbanyak amal dan taat kepada Allah SWT, agar kita dapat mencapai derajat yang mulia di sisi-Nya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.
Referensi:

- Sahih Bukhari
- Sahih Muslim
- Sunan Abu Dawud
- Sunan Tirmidzi