Fenomena Menikah di Usia Dini: Mengupas Kisah Faris Abdul Aziz dan Nancy Pengantin Termuda di Dunia

Dina Yonada

Fenomena Menikah di Usia Dini: Mengupas Kisah Faris Abdul Aziz dan Nancy Pengantin Termuda di Dunia
Fenomena Menikah di Usia Dini: Mengupas Kisah Faris Abdul Aziz dan Nancy Pengantin Termuda di Dunia

Umur Menikah Termuda di Dunia: Fakta dan Sebab

Faris Abdul Aziz dan Nancy menjadi pusat perhatian setelah dinobatkan sebagai pasangan pengantin termuda di dunia pada usia 12 tahun dan 10 tahun. Namun, perkawinan di usia serendah itu menimbulkan kontroversi dan memunculkan pertanyaan dari berbagai pihak, seperti, apakah pernikahan di usia muda wajar? Bagaimana pengaruhnya terhadap anak-anak tersebut?

Batasi Kehidupan Sosial Anak

Menikah di usia dini berdampak pada keterbatasan sosial anak. Ketika anak harus menikah dalam usia yang sangat muda, hal ini akan menghambat perkembangan mereka secara sosial dan intelektual. Mereka tidak memiliki kesempatan untuk menjalin hubungan dengan orang lain, bahkan pembatasan yang lebih banyak pada kehidupan sosial anak bisa bertahan seumur hidup mereka. Pasangan muda tersebut menjadi terlalu terkonsentrasi pada pasangan mereka dan kebutuhan keluarga yang sepenuhnya berbeda dari seorang anak.

Berbagai kehilangan sosial dan emosional, termasuk kurangnya interaksi dengan teman sebaya dan kesulitan dalam membentuk kemampuan sosial dasar dapat menyebabkan kecemasan dan depresi yang serius dalam kehidupan anak. Kematangan emosional dan sosial dibutuhkan selama masa kanak-kanak dan remaja, sehingga anak-anak yang menikah pada usia terlalu muda akan melewatkan fase kunci dari kehidupan individu dan dapat mengalami pertumbuhan emosional yang terganggu.

Masa Depan Anak Terhambat

Menikah pada usia dini juga dapat memberikan pukulan berat pada masa depan anak. Perkawinan dini dapat mencegah anak-anak dari lanjutan pendidikan yang lebih tinggi. Anak-anak yang menikah sebelum selesai pendidikan mereka, kemungkinan besar tidak dapat melanjutkan pendidikan mereka karena mereka harus menyesuaikan diri dengan aktivitas perkawinan.

BACA JUGA:   Cara Menghindari Penularan Penyakit dan Risiko Keturunan dengan Cek Pra Nikah dan Kir di Pernikahan

Orang tua sering kali meyakinkan anak-anak mereka bahwa menikah sejak muda memberikan stabilitas finansial, namun pada kenyataannya, pernikahan dini tidak membawa kestabilan finansial. Hal ini karena, anak-anak yang menikah sebelum selesai pendidikan mereka memiliki kesempatan lebih kecil untuk menemukan pekerjaan yang baik dan mendapatkan penghasilan yang memadai. Pernikahan pada usia serendah itu juga dapat menghalangi kesempatan mereka membangun karir yang sukses.

Dampak pada Kesehatan Anak

Menikah pada usia dini juga dapat menyebabkan dampak serius pada kesehatan anak. Perkawinan sebelum usia 18 tahun dapat menempatkan anak dalam risiko tinggi untuk memiliki bayi prematur dan mengalami masalah kesehatan yang memberatkan dirinya.

Menikah di usia serendah itu artinya berhubungan badan sejak usia muda, yang dapat memicu stres dan bahkan kehamilan yang tidak diinginkan pada anak perempuan tersebut. Selain itu, anak-anak yang menikah pada usia dini memiliki risiko tinggi terkena HIV dan penyakit menular seksual lainnya.

Kesimpulan

Sama seperti Faris Abdul Aziz dan Nancy, ada banyak anak lain di seluruh dunia yang menjadi pengantin termuda. Namun, sangat penting untuk mengakui bahaya dari perkawinan dini dan membahas topik ini secara terbuka untuk menjaga kesejahteraan anak-anak kita.

Melewatkan fase penting dalam kehidupan, anak-anak yang menikah pada usia dini akan terus mengalami konsekuensi negatif dalam sisa hidup mereka. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk mengambil tindakan preventif seperti mendidik dan memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang bahaya menikah di usia muda, serta menciptakan kebijakan yang melindungi anak-anak dari perkawinan yang tidak diinginkan.

Also Read

Bagikan:

Tags