Apa yang Dimaksud dengan Memberi Sombong kepada Orang Sombong?
"Sombong kepada orang sombong itu sedekah" merupakan sebuah ungkapan yang cukup populer di masyarakat. Ungkapan ini seringkali diartikan sebagai upaya untuk menghadapi sikap sombong seseorang dengan sikap yang lebih baik, yakni dengan bersikap lebih sombong. Namun, jika kita menyelidiki lebih dalam, apa sebenarnya yang dimaksud dengan sombong kepada orang sombong itu sedekah? Apakah ada alasan baik di balik ungkapan tersebut?

Mengapa Kita Cenderung Merespon Sombong dengan Sikap yang Sama?
Saat dihadapkan dengan orang yang sombong, seringkali kita merasa terganggu dan merespon dengan sikap yang juga sombong. Hal ini tidak jarang terjadi karena kita merasa terhina atau merasa keberadaan kita diremehkan oleh sikap sombong orang lain. Namun, apakah dengan merespon sombong dengan sikap sombong akan membawa manfaat bagi kedua belah pihak? Lebih jauh lagi, apa pendekatan yang lebih bijaksana dalam menghadapi orang yang sombong?
Konsep Sedekah dalam Islam
Dalam konteks agama Islam, sedekah memiliki makna yang sangat luas dan mendalam. Sedekah bukan hanya sebatas memberikan harta kepada yang membutuhkan, namun juga meliputi aspek moral dan spiritual. Sedekah bisa berupa tindakan baik, perkataan yang lembut, maupun sikap baik terhadap sesama. Dalam Al-Qur’an, sedekah banyak disebutkan sebagai amalan yang mulia dan mendapat pahala besar di sisi Allah.
Dalam Al-Baqarah ayat 261 disebutkan, "Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (Karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui."
Dari ayat tersebut, kita bisa memahami bahwa sedekah tidak hanya berdampak pada penerima sedekah, namun juga memberikan keberkahan dan pahala bagi orang yang bersedekah. Dengan demikian, konsep sedekah dalam Islam menekankan pentingnya memberi tanpa mengharapkan balasan dan dengan penuh keridhaan hati.
Mengapa Sombong kepada Orang Sombong itu Disebut Sedekah?
Kembali kepada pertanyaan awal, mengapa sombong kepada orang sombong itu disebut sebagai sedekah? Salah satu penafsiran yang mungkin adalah dengan bersikap sombong kepada orang yang sombong, kita sebenarnya memberikan pelajaran kepada orang tersebut tentang betapa tidak baiknya sikap sombong tersebut. Dengan begitu, kita membantu orang tersebut untuk merenungkan kembali perilakunya dan mungkin saja berubah menjadi lebih rendah hati.
Selain itu, dengan sombong kepada orang sombong, kita juga menjaga martabat diri sendiri tanpa harus merespon dengan sikap yang merendahkan. Dengan sikap yang tetap berkelas dan tidak terprovokasi oleh sikap sombong orang lain, kita menunjukkan bahwa kita tidak terpengaruh dan tetap tenang dalam menghadapi ujian tersebut.
Apakah Sombong kepada Orang Sombong Itu Benar-benar Menyenangkan?
Meskipun ada yang berpendapat bahwa sombong kepada orang sombong itu sedekah, namun dalam prakteknya hal ini tidak selalu menyenangkan. Terlibat dalam sikap sombong apapun bentuknya akan memberikan dampak negatif bagi kedua belah pihak. Sombong hanya akan menimbulkan permusuhan dan ketidaknyamanan dalam hubungan antarmanusia.
Menurut psikolog, sikap sombong hanya akan menunjukkan ketidakmatangan emosional seseorang. Mereka yang sombong seringkali memiliki masalah dalam mengelola rasa percaya diri dan mencari pengakuan dari orang lain dengan cara yang salah. Mereka merasa perlu merendahkan orang lain untuk merasa lebih baik.
Jadi, apakah benar-benar menyenangkan untuk bersikap sombong kepada orang yang sombong? Mungkin saat itu terasa memberikan kepuasan sesaat, namun dalam jangka panjang, hal itu tidak akan membawa kebaikan apapun. Lebih baik menjaga sikap rendah hati dan tetap tenang dalam menghadapi orang-orang yang sombong.
Cara Bijaksana dalam Menghadapi Orang Sombong
Untuk menghadapi orang yang sombong, sebaiknya kita mengambil pendekatan yang lebih bijaksana dan lebih bernilai baik. Berikut adalah beberapa tips dalam menghadapi orang yang sombong:
-
Jaga Diri Tetap Tenang: Tetaplah tenang dan jangan terpengaruh oleh sikap sombong orang lain. Biarkan mereka berada dalam keadaan mereka, tanpa harus kita turut merasa terhina atau terprovokasi.
-
Berkomunikasi dengan Baik: Cobalah berkomunikasi dengan baik dan lugas kepada orang yang sombong. Berikan umpan balik yang konstruktif jika diperlukan, namun tetap dalam batas rasa hormat.
-
Menjadi Contoh yang Baik: Tunjukkan sikap rendah hati dan sopan santun dalam semua situasi. Jadilah contoh yang baik bagi orang lain tentang bagaimana seharusnya berinteraksi dengan sesama.
-
Berempati: Cobalah untuk memahami apa yang mendasari sikap sombong seseorang. Mungkin mereka memiliki ketidakamanan atau masalah pribadi yang membuat mereka bersikap demikian. Dengan berempati, kita bisa lebih bijaksana dalam menanggapinya.
-
Memaafkan: Jika kita merasa terluka oleh sikap sombong seseorang, belajarlah untuk memaafkan. Memaafkan bukan berarti melegitimasi perilaku buruk, namun lebih kepada pembebasan diri dari beban kemarahan dan kebencian.
-
Bersikap Tegas Jika Perlu: Jika sikap sombong seseorang sudah melanggar batas dan mempengaruhi diri kita atau orang lain, tidak ada salahnya untuk bersikap tegas. Tetap berpegang pada nilai-nilai kebenaran dan keadilan tanpa harus melakukan hal yang sama dengan mereka.
Kesimpulan
Di akhir dari semua ini, dapat disimpulkan bahwa ungkapan "sombong kepada orang sombong itu sedekah" bukanlah semata-mata menjustifikasi sikap sombong atas sikap sombong. Sebaliknya, kita harus tetap menjaga sikap dan nilai-nilai yang baik dalam menghadapi orang yang sombong. Jika kita mampu menjaga diri tetap rendah hati, menjalin komunikasi yang baik, dan tetap bijak dalam menghadapi orang yang sombong, itu sudah merupakan bentuk sedekah yang lebih mulia dan membawa manfaat jangka panjang bagi kehidupan kita. Semoga artikel ini bermanfaat dan membantu memperluas pemahaman tentang pentingnya sikap rendah hati dalam menghadapi orang yang sombong.
